...:::AHLAN WASAHLAN:::...

Lenyaplah Semua Yang Kita Seru Kecuali Allah

Pada tahun 1413 Hijrah aku berangkat dari Riyadh menuju ke Dammam dan sampai di sana lebih kurang pukul 12.00 waktu Zohor. Aku keluar dari lapangan terbang dan terus menuju ke rumah temanku. Namun, pada jam itu, katanya dia masih di tempat kerjanya dan akan keluar agak lewat. Akhirnya, saya naik teksi menuju ke sebuah hotel. Di hotel, tidak banyak yang saya temui, hanya kesepian menemani. Saat itu bukan musim cuti dan reakreasi. Saya menyewa sebuah bilik di tingkat empat, agar lebih jauh daripada kegiatan para pegawai hotel dan para pekerja. Tidak seorang pun di tingkat atas itu.
Saya masuk ke bilik dan meletakkan beg di atas tempat tidur. Lalu saya masuk ke bilik mandi untuk mengambil wudhu’. Saya menutup pintu bilik mandi. Setelah berwudhu’, saya buka pintu bilik mandi, tetapi tidak dapat dibuka. Saya berusaha membukanya dengan pelbagai cara, namun pintu tersebut masih tidak terbuka. Tidak ada apa-apa di situ, tidak ada telefon yang dapat saya gunakan untuk memanggil seseorang, tiada rakan karib dan tetangga yang boleh saya panggil. Saat itulah saya ingat Yang Maha Kuasa. Saya berdiri di tempat itu selama tiga jam, namun rasanya seperti tiga hari. Dalam tiga jam itu, peluh saya membanjiri, hati terasa kering. Badan menggigil kerana beberapa hal:
1. Kerana ini adalah tempat yang sangat sempit dan asing.
2. Peristiwa ini terjadi dengan tiba-tiba
3. Kerana di sana tidak ada komunikasi sehingga saya tidak dapat memberitahu kepada teman atau kerabat, dan lebih daripada itu tempat itu adalah bilik mandi

Saat itu semua bayangan dan kenangan muncul. Peristiwa itu laksana gelombang yang terjadi dalam masa tiga jam.

Usia ini terasa begitu pendek hanya sejam
Dan bumi ini terasa sempit hanya sejengkal.

Akhirnya, timbul di fikiranku untuk menghentak pintu itu sekuat-kuatnya. Mulailah saya menggoncang-goncang pintu itu dengan badan saya yang kurus, lemah dan gementar ini. Ternyata saya lihat potongan besi terbuka sedikit seperti jarum jam. Kembali saya goncang pintu itu, dan setiap kali merasa letih, saya berhenti sejenak. Kemudian saya lanjutkan kembali, dan jika saya letih saya berhenti kembali. Akhirnya pintu pun terbuka, dan rasanya seperti keluar dari kubur. Lalu saya kembali ke bilik dan bersyukur kepada Allah atas apa yang telah terjadi. Terfikir olehku betapa manusia itu tidak berdaya, betapa upayanya sangat terbatas, dan kematian selalu mengintai dirinya. Juga, terfikirkan tentang sikap meremehkan yang ada dalam diri kita, dan tentang kelalaian kita tentang kehidupan akhirat kita.

Dan peliharalah diri kalian dari (azab yang terjadi pada) hari yang pada waktu itu kalian semua dikembalikan kepada Allah...(Al Baqarah:281)

Di mana sahaja kalian berada, kematian pasti akn menemui kalian, sekalipun kalian berada di benteng yang tinggi lagi kukuh,,,(An Nisa’: 78)

Berkenaan dengan peristiwa yang kualami ini, sebenarnya aku sering membaca dan mendengar hal-hal yang menghairankan lagi sangat aneh. Misalnya ada orang mencari kematian, tetapi ternyata kehidupan yang dia dapat. Yang lain mencari kehidupan, tetapi kematian pula yang mereka temukan. Yang lainnya lagi mencari mencari kesembuhan dari penyakit yang dideritainya, tetapi justeru menemui kematian. Sementara yang lain sudah mempertaruhkan dirinya sebagai jaminan dan mendambakan kematian, tetapi justeru selamat dan sihat. Maha Suci Zat Yang Menciptakan, Yang Mengatur dan Maha Bijaksana.

Petikan buku La Tahzan (Jangan Bersedih) Jilid 3, tulisan Dr Aidh bin ’Abdullah Al-Qarni (ms 254-256)

No comments:

Post a Comment